Siapa Penemu QRIS? Berikut Sosok dan Perjalanan Inovasinya

Sebelum 2020 banyak dompet digital bermunculan, seperti : Link Aja, Ovo, Gopay, Shopeepay, Dana, dan sebagainya. Pada saat itu, ketika berbelanja di UMKM, kita harus memiliki dompet digital yang sama dengan tempat kita berbelanja. Karena belum terdapat layanan transfer lintas platform (dompet digital) tersebut.

Sebelum adanya QRIS, setiap platform memiliki kode QR sendiri. Hal ini menyulitkan para pelaku usaha karena mereka harus menyediakan lebih dari satu QR code untuk melayani pembayaran dari berbagai dompet digital. Kondisi inilah yang mendorong Bank Indonesia mencetuskan QRIS sebagai solusi nasional pembayaran digital. QRIS digagas dan dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada tahun 2018.

Perry Warjiyo, sosok sentral di balik inovasi QRIS

Lahirnya QRIS tidak terlepas dari visi dan kepemimpinan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia. Perry dilantik sebagai Gubernur BI pada 24 Mei 2018. Di awal masa jabatannya, ia langsung mencanangkan transformasi sistem pembayaran Indonesia melalui digitalisasi.

Lalu, siapa Perry sebagai sosok penting yang menjadi bagian pencipta QRIS?

Perry Warjiyo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 25 Februari 1959. Ia berasal dari keluarga petani sederhana. Untuk bisa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), orang tuanya bahkan harus meminjam uang kepada tetangga hanya demi membeli formulir pendaftaran. Dengan uang Rp35 ribu, Perry mendaftar ke Fakultas Ekonomi karena biayanya paling terjangkau.

Perjalanan pendidikannya berlanjut ke Amerika Serikat, di mana ia meraih gelar Master dan PhD bidang Moneter dan Keuangan Internasional dari Iowa State University. Perry bergabung dengan Bank Indonesia sejak 1984 dan meniti karier hingga menjadi Gubernur. Ia juga sempat mewakili Indonesia di International Monetary Fund (IMF).

Perjalanan pengembangan QRIS

Pengembangan QRIS memerlukan waktu sekitar satu tahun. Bank Indonesia menggandeng berbagai penyedia layanan keuangan digital untuk menguji dan menyempurnakan sistem. QRIS kemudian mulai digunakan secara luas mulai awal 2020.

Dengan hadirnya QRIS, merchant tidak perlu lagi memiliki banyak QR code untuk menerima berbagai pembayaran digital. Cukup satu kode QRIS, semua pengguna dompet digital bisa melakukan transaksi.

Secara umum, QRIS menggunakan dua skema pembayaran:

  • Merchant Presented Mode (MPM): Merchant menampilkan kode QRIS. Pelanggan cukup memindai, lalu memasukkan nominal dan PIN.
  • Customer Presented Mode (CPM): Pelanggan menunjukkan kode QR dari aplikasinya untuk dipindai oleh merchant. Skema ini banyak digunakan di transportasi dan sektor ritel modern yang memerlukan kecepatan transaksi.

Pertumbuhan pesat pengguna QRIS

Sejak diluncurkan, QRIS menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga kuartal I-2025, total pengguna QRIS telah menembus 56,3 juta orang. Di sisi merchant, QRIS telah digunakan oleh 38,1 juta pelaku usaha, dari UMKM hingga masjid.

Sementara itu, jika dilihat dari sisi transaksi, volume penggunaan QRIS mencapai 2,6 miliar transaksi dengan nilai lebih dari Rp262 triliun. Angka tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran digital yang efisien dan praktis.

Bahkan, Bank Indonesia tidak berhenti pada skala nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, BI mengembangkan QRIS Antarnegara, memungkinkan masyarakat Indonesia bertransaksi di luar negeri menggunakan QRIS. Per Mei 2025, QRIS sudah dapat digunakan di Malaysia, Thailand, dan Singapura. Pada 17 Agustus 2025 kemarin, BI meresmikan penggunaan QRIS di Jepang dan China.

Pada awal 2025, sistem pembayaran digital buatan Indonesia ini mendapat protes dari AS melalui USTR (United States Trade Representatives). USTR menyatakan keberatannya kepada Bank Indonesia (BI) soal peluncuran QRIS. Mereka mengatakan perusahaan-perusahaan besar asal AS seperti Visa dan Mastercard tidak diberikan ruang untuk memberi masukan sebelum QRIS resmi diterapkan.

Semoga semakin banyak inovasi yang mempermudah kehidupan kita, terlebih inovasi tersebut tercetus oleh anak bangsa.

Sumber : Fortuneidn dan Tempo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *