
Para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang-orang istimewa yang menjadi saksi sejarah perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan agama Islam. Terlebih para sahabat Nabi yang dikenal dengan Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Namun diantara para sahabat Rasul, ada salah satu sahabat membuat malaikat menjadi malu. Mengapa malaikat malu kepada Utsman bin Affan?
Riwayat dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar, yang paling tegas dalam agama Allah adalah Umar, yang paling jujur dan malu adalah Utsman, yang paling tahu halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling ahli qira’ah adalah Ubay, dan yang paling mengetahui faraidh (ilmu tentang warisan) adalah Zaid bin Tsabit. Tiap-tiap umat ada orang yang terpercayanya dan orang yang terpercaya umat ini adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarah.”
Rasulullah sampai membenarkan pakaian yang di kenakannya.
Suatu kisah Abu Bakar As-Siddiq datang ke rumah Rasul, beliau bersikap biasa saja. Kemudian ketika Umar bin Khattab datang kepada Rasul, beliau juga tetap bersikap biasa saja. Ketika Utsman bin Affan datang, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam langsung duduk dan membenarkan pakaian yang beliau kenakan.
Kisah ini pernah diriwayatkan oleh Aisyah RA:
“Dari Aisyah, dia berkata, “Suatu ketika Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, berbaring di rumahku dalam keadaan tersingkap dua paha atau dua betis beliau. Kemudian Abu Bakar meminta izin menemui beliau. Beliau mengizinkannya masuk, sementara beliau masih dalam keadaan sebagaimana adanya. Lalu Abu Bakar bercakap- cakap dengan beliau. Kemudian Umar datang meminta izin untuk masuk. Beliau mengizinkannya masuk, sementara beliau tetap demikian keadaannya. Mereka pun berbincang-bincang. Kemudian Utsman datang minta izin untuk menemui beliau. Beliau langsung duduk dan membenahi pakaian beliau. Utsman pun masuk dan berbincang-bincang. Ketika Utsman pulang, Aisyah berkata, “Abu Bakar masuk menemui engkau, tapi engkau tidak bersiap menyambut dan tidak mempedulikannya. Begitu pula ketika Umar masuk menemui engkau. Engkau juga tidak bersiap menyambut dan tidak mempedulikannya. Ketika Utsman masuk, engkau segera duduk dan membenahi pakaian engkau.” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam., menjawab, “Tidakkah aku merasa malu kepada seseorang yang malaikat pun merasa malu kepadanya?” (HR. Muslim)
Bagaimana bisa malaikat malu kepada seorang Utsman bin Affan?
Dari buku The Great Figure of Utsman bin Affan Kisah Teladan Sang Ahli Sedekah yang Menjalani Sifat Zuhud karya A.R. Shohibul Ulum dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menghormati Utsman bin Affan bukan karena usia, sebab Utsman lebih muda dari Rasul.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menghormati Utsman karena kemuliaan akhlak Utsman yang berada di atas rata-rata manusia umumnya.
Rasa malu Utsman membuat dia takut berbicara, segan berdialog, dan berdebat lama-lama. Tetapi Utsman tetaplah orang yang gigih dan tidak mudah menyerah. Sehingga rasa malunya inilah yang memberikan kebaikan, keberkahan, kelembutan, dan kasih sayang.
“Malu kepada Allah, yaitu dengan menjaga apa yang di kepala, menjaga apa isi perut, dan selalu ingat dengan kematian serta meninggalkan gemerlapnya dunia,” tutur Ibnu Mas’ud ketika menjelaskan makna malu yang hakiki.
Selain itu, Al-Junaid rahimahullah berkata, “Rasa malu yaitu melihat kenikmatan dan keteledoran sehingga menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan malu. Hakikat malu ialah sikap yang memotivasi untuk meninggalkan keburukan dan mencegah sikap menyia-nyiakan hak pemiliknya.”
Karena rasa malu Utsman bin Affan yang begitu dalam, dan juga telah menjaga dirinya sehingga tidak ada bagian dari tubuhnya yang merupakan aurat bisa dilihat orang lain, maka malaikat pun malu kepadanya.
Demikianlah kisah luar biasa dari Utsman bin Affan yang dapat membuat para malaikat merasa malu terhadapnya. Karena rasa malu membuatnya terhindar dari keburukan.
Semoga kisah Utsman bin Affan RA diatas dapat menginspirasi kita untuk memiliki rasa malu kepada Allah, menjaga segala yang masuk kedalam tubuh kita, menjaga aurat dan pandangan, meninggalkan keburukan, dan senantiasa mengingat kematian.
Sumber: arina.id, kisahmuslim.com, dan detik hikmah.